Selasa, 09 Juni 2020

BUNGA IMPIAN BAPAK

Mentari pagi sudah mengawali indahnya hari ini. Daun daun kering berguguran di sudut rumah kecilku. Seperti biasa sehabis sholat Subuh Bapak rajin menyiram tanaman di depan rumah, berbagai aneka bunga tumbuh subur di sana, ada bunga Anggrek, Mawar, Melati ,Dahlia dan lain sebsgainya. 

Bapak adalah sososk yang mencintai berbagai macam tumbuhan terutama jenis jenis bunga. Dan bunga yang paling disayang Bapak adalah Bunga Anggrek warnanya yang menarik serta bentuknya yang unik membuat bapak cinta bunga yang satu ini, selain harga jual yang cukup lumayan mahal. 
Namun akhir-akhir ini bapak sering sakit, batuk yang di tahannya membuat setiap malam bapak sulit untuk tidur. Entahlaj bapak terkadang tidak dirasakan penyakitnya itu, dia tetap bekerja ke ladang tempat ia menanam singkong, maklum bapak dapat menafkahi keluarga hanya dari hasil kebun dan jual bunga-bunga di pasar. 

Waktu terus berlalu, tak terasa dua bulan sudah bapak sakit dan di di rawat di rumah. Dokter mengatakan bapak terkena TBC akun, betapa layu diriku mendengarnya, selayu bunga-bunga yang di depan rumah, setelah bapak sakit ibu sibuk mengurus bapak, belum adik adikku yang masih belum mandiri jika mau sekolah, sedangkan aku jauh merantau di sana di kota tempat aku kuliah. Impian bapak aku menjadi sarjsna, agar menjadi orang lebih terpandang tidak seperti bapak. Sungguh sedih hatiku tak terasa air mata membasahi pipi merahku jika mengingat perkataan bapak. 
Hari demi hari hampa diriku, setelah kepergian ayah satu tshun yang lalu, ku coba membuka surat terakhir bapak, bapak meminta aku baca ketika aku lulus sarjana. Tepat hari Minggu nuansa begitu syahdu, ku duduk di depan pintu sambil memandang bunga anggrek kesayangan bapak, ku bayangkan bapak merawat bunga itu dengan penuh kasih dan sayang, oh bapak bunga anggrek ini menjadi saksi bisu, diriku yang kesepian tanpa sosok dirimu. 

Ku buka sebuah amplop kecil berisi sehelai kertas, goresan pena hitam menghias, ku lihat tulisan bapak yang sungguh indah tulisan tegak bersambung terurai indah melihatnya. Ku baca satu drmi satu kata, hingga tak terasa berurai air mata. Ucapan bapak di kertas membuat aku memeluk erat bunga-bunga yang ada di depan rumah. 

"Anakku engkaulah bunga impian bapak sesungguhnya, temui bapak di syurganya nanti, jadilah anak yang berbakti ,jadikan kau bunga yang harum menwangi untuk seantero negeri, amalkan ilmumu untuk kesejahteraan desa terpencil ini, bapak tak dapat mewarisi apapaun untuk mu, nak.. Titip bunga-bunga kesayangan ayah.... Rawat dia dengan penuh kasih dan sayang, agarl bumi ini tetap lestari"
Bapakkkkkk..... 
Air mataku mengalir deras...... 
Profile penulis :
Nama. : Titin Sumartini(Tiens)
SDIT Annaba Subang


9 komentar:

  1. mantap Bu...tulisannya keren. Maaf kalau menulis kata ulang gunakan tanda hubung (Daun-daun, jenis-jenis) nama bunga huruf kecil saja...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bu, terimakasih krisannya, terlalu bersemangat ngetik sampai lupa hal ini

      Hapus
  2. Makin keren tulisan bu Titin nih

    BalasHapus
  3. Sangat bangga punya ayah yang penyayang. Sedihh bacanya..

    BalasHapus
  4. kog saya jadi ikutan mewek bcanya ibu....sedihh

    BalasHapus