oleh : Titin Sumartini, S. Pd. I
Mentari diatas awan biru semakin teriknya hari itu begitu lusuh basah oleh keringat di tubuh. Merenung duduk sendiri di sudut gubuk kecil di tengah pesawahan yang mengguning. Ku lihat para pekerja hendak memanen.
Canda tawa diantara mereka, tak tersirat lelah di wajah mereka. Meskipun cuaca begitu panasnya bahkan diliputi kekhawatiran pandemik corona. Aku merenung dan termenung, ku lihat wajah polos mereka bercerita dengan sesama buruh, mereka berkata kalo tak bekerja kita mau makan apa. Meskipun mereka tahu pemerintah menyuruh untuk berdiam di rumah.
Salut juga dengan ketegaran mereka, beradu nyawa demi sesuap nasi untuk keluarga.
Kakiku mulai melangkah, menepi di tengah percakapan mereka, sesekali minum air putih yang mereka bawa dari rumah. Saat nya mereka melepas lelah dan dahaga ketika azan dzuhur tiba.
Sunyip senyap seketika, tinggal aku duduk seorang diri di tengah pesawan yang luas ini, tak pernah ku bayangkan jika aku menjadi mereka, apa yang dapat ku perbuat, aku jijik melihat lumpur ysng kotor dan takut melihat ular sawah.
Oh Tuhan Engkau telah menakdirkan setiap hamba-Mu atas kemampuan dan rizkinya masing masing. Engkau pula yang menciptakan hidup ini berpasang pasangan, ada siang ada malam, ada kaya ada yang miskin.
Renungan hari ini ku lalui dengan penuh arti, hingga aku menepi di Masjid kecil dengan pesawahan ini. Betul Tuhan telah memberi bahwa rizki itu takkan pernah tertukar, begitu pula amalan seseorang takkan pernah tertukar.
Subang, 8 Juni 2020
Profile penulis : Titin Sumartini
Lahir. : Bandung, 22 Oktober 1976
Mantullll ibuuu🥰
BalasHapusAamiin. Rezeki manusai tifak ada yg tertukar
BalasHapusmasyaalloh keren Bu....
BalasHapusBagus... mengalir indah kalimatnya
BalasHapusBarakallah ibu... karya yg sangat indah
BalasHapusMantap Bu.. Lanjutkan.. 😍👍
BalasHapusbahasanya indah sekalinya...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMasya Allah,,sampai terharu bacanya betul sekali begitulah curahan isi hati para petani,,sukses terus buat tulisannya ibu titin,goresan tinta membawa beribu manfaat buat orang banyak
BalasHapusMantul bu. Saya juga takin rezeki sudah diatur san takkan tertukar. Tulisannya kerenn
BalasHapusBu Titin karya tulisnya sudah banyak, smakin keren... lanjut bu 👍🙏❤
BalasHapusSelalu berkah, Amin.
BalasHapusAlhamdulillah bagus sekali, tepat dan benar sekali rezeki memang tidak akan pernah bertukar, dan rezeki itu sudah di atur dengan seksama , tinggal kita apakah kita bisa bersyukur terulah menulis dan menulis Raihlah mimpimu dengan menerbitkan buku ok
BalasHapus