CINTAKU TERHALANG CORONA
Hari terakhir ramadhan semburat lembayung menyinari bumi dengan indahnya. Burung-burung ikut berkicau mengiringi perginya Sang Mentari.
Aku duduk sendiri sambil menyiapkan buka nanti. Ramadhan tahun ini sungguh berbeda setelah datangnya covid 19.Nuansa Desa begitu sunyi senyap, hanya sesekali orang-orang lewat. Rasa sedih membucah dalam dada ini, namun imanku tengah menghampiri musibah ini sungguh tegurlah dari Illahi Rabbi.
Bibirku tak lepas berdzikir menunggu datangnya buka puasa tiba. Derai air mata tak mudah untuk di simpan, sungguh rindunya pada kampung halaman.
Cintaku terhalang corona, ku tak mampu memedam rasa, Lebaran tahun ini ku tak bisa bersua dengan keluarga tercinta. Betapa sakit diri ini memedam bertemu ibu dan keluarga. Ku hanya mampu bersua di layar gadget ketika hari raya tiba.
Tak ada yang mampu melawan takdirnya, siapa yang menyangka corona merubah segalanya, kita kalah dengan makhluk kecil Ciptaan-Nya dunia tetguncang fengan kehadirannya. Apalah daya kita manusia jauh dari sempurna.
Oohh. Tuhan ku berharap corona cepatlah sirna, agar ku dapat melepas rasa rindu untuk pulang ke tanah tempat dimana kulahirkan dan bertemu pula dengan orang yang telah melahirkanku yaitu ibuku.
Ibu
Wanita hebat
O, penuh cinta
Pahlawan sejati
Ku merayu sedayu
Dapatkah ku bertemu
Hatiku kian pilu
Meredam rasa rindu di kalbu
Untaian kata ku rangkai dengan syahdu
Saihu#saihudan #2556#Tiens
Nama : Titin Sumartini
SDIT Annaba Subang
Keren bu🥰👍
BalasHapusBenar benar aktif...s3lamat bu
BalasHapusgood job? Memang sengaja menamainya Litetasi?
BalasHapusKerenn.. Mantull
BalasHapusMantap bu...
BalasHapusKeren, indah diksinya Buu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAsyiiikkkk
BalasHapusHuhu sedih ya Bu kalo g bisa kumpul sama keluarga. Lihat di tv bahkan sampai ada yg rela berjalan kaki pulang kampung karena Corona.
BalasHapus